The SEO Endgame: Masa Depan Industri SEO

Last Updated on March 10, 2024

The SEO Endgame Featured Image

Saya ingin mengawali tulisan ini dengan data menarik, tentang tren pengguna Internet di Indonesia, yang bersumber dari Hootsuite dan We Are Social.

Jadi:

  • Per Januari 2021, sebanyak 73,7% dari populasi Indonesia (202,6 juta jiwa) sudah menggunakan internet.
  • Per Desember 2020, sebanyak 33,9% dari pengguna internet di Indonesia (68,7 juta jiwa) mengunjungi situs google.com.

Jumlah Pengguna Internet dan Situs Terpopuler di Indonesia per Januari 2021

Dari kacamata bisnis, angka ini sudah pasti sangat menggiurkan.

Jika Anda adalah pemilik bisnis, pastinya ingin memperkenalkan bisnis Anda kepada +60 juta pengguna google tersebut.

Bahkan bisa jadi, sebagian besar target market Anda memang sudah berada di sana.

Melalui SEO, Anda bisa mengoptimalkan keberadaan website Anda di google, sehingga mampu mendatangkan banyak pengguna google (organic traffic) menuju website Anda.

Tapi tantangannya, google memiliki rules of the game atau aturan main yang selalu diupdate, minimal setiap bulan.

Di kalangan praktisi SEO, aturan main ini biasa disebut dengan google core algorithm update.

Intinya, siapa yang ingin mendapatkan organic traffic dari google, maka harus bersedia mengikuti aturan mainnya.

Keterpaksaan ini membuat beberapa kalangan menilai SEO terlalu bergantung pada google, dan mulai mempertanyakan masa depannya.

Apakah memang demikian?

Well, Saya sudah mengumpulkan beberapa data, yang menurut Saya bisa dijadikan rujukan untuk menjawab pertanyaan di atas.

Saya menyebutnya sebagai The SEO Endgame.

Evolusi Google

Pertengahan tahun 1999, sebagian besar pengguna internet di dunia masih menggunakan yahoo sebagai mesin pencari.

Sedangkan google harus puas berada di peringkat ke – 5.

Tapi sejak akhir tahun 2002, google berhasil mengambil posisi yahoo. Lebih lengkapnya Anda bisa menonton video singkat di bawah ini.

Sejak keberhasilan tersebut, google tidak langsung puas. Mereka terus melakukan evolusi.

Mesin pencari yang didirikan oleh duet Larry Page dan Sergey Brin ini, memiliki hasil pencarian yang semakin akurat, serta relevan dengan kebutuhan para penggunanya.

Hasilnya, google menjelma menjadi mesin pencari paling populer di dunia, dan melesat jauh meninggalkan para pesaingnya.

Berdasarkan data dari global stats statcounter, per Desember 2020 – Desember 2021, google menguasai 91,4% pangsa pasar mesin pencari di seluruh dunia!

Adapun 8,6% sisanya diperebutkan oleh:

  • Bing (3,14%).
  • Baidu (1,76%).
  • Yahoo (1,53%).
  • Yandex (0,92%).
  • DuckDuckGo (0,66%).

Salah satu indikator sederhana yang memperlihatkan superioritas google ketimbang pesaingnya adalah istilah googling.

Lantas, apa hubungannya SEO dengan google?

Simple.

Selama google masih eksis dan menjadi market leader mesin pencari global, maka SEO akan sangat berkaitan dengan google. 

Simbiosis Mutualisme Antara Google Dan Praktisi SEO

The SEO Endgame Dan Simbiosis Mutualisme Antara Google Dan Praktisi SEO

Melalui halaman profil resmi google, Anda akan melihat bahwa mereka memiliki misi ingin mengelola informasi di seluruh dunia, agar bermanfaat dan bisa diakses oleh masyarakat global.

Google (melalui robotnya) akan mengumpulkan jutaan bahkan miliaran situs yang ada di seluruh dunia.

Kemudian memberikan peringkat terbaik terhadap situs yang (mereka anggap) menyediakan informasi relevan dengan kebutuhan pengguna google.

Di saat yang bersamaan, praktisi SEO akan berlomba – lomba mengoptimalkan situsnya, agar ditampilkan di halaman depan hasil pencarian google.

Tujuan awalnya adalah mendapatkan sebanyak mungkin organic traffic menuju websitenya masing – masing.

Organic traffic inilah yang nantinya bisa dikonversi menjadi pembeli, bahkan pelanggan.

Jadi:

  • Google membutuhkan situs yang mampu menyediakan informasi bermanfaat dan relevan untuk para penggunanya.
  • Praktisi SEO membutuhkan mesin pencari google sebagai media untuk mendapatkan organic traffic ke situs mereka.

Menyikapi Google Rules of The Game Yang “Menyebalkan”

Menyikapi Google Rules Of The Game

Pertama, google rules of the game atau sering disebut sebagai google core algorithm update ini bisa Anda baca melalui google search central blog.

Sekarang kita masuk ke bagian pentingnya.

Sepintas, google core algorithm update ini memang sangat menyebalkan. Khususnya bagi website yang sebagian besar trafficnya berasal dari organic traffic via google.

Contoh:

  • Per November 2021, website A berhasil mendapatkan puluhan ribu organic traffic dari mesin pencari google.
  • Di bulan yang sama, terjadi google core algorithm update.
  • Per Desember 2021, jumlah organic traffic di website A mengalami penurunan yang sangat drastis.

Pertanyaannya:

  1. Apa yang menyebabkan website A mengalami penurunan organic traffic?
  2. Apakah penurunan organic traffic tersebut 100% karena google core algorithm update?

Jawaban No 1:

Ada banyak faktor. Salah satunya adalah, search volume per month dari keyword yang dikuasai website A memang mengalami penurunan.

Jawaban No 2:

BELUM TENTU. Bahkan cenderung ke TIDAK.

Berdasarkan data dari Search Engine Journal, sejak tahun 2011 – 2021, tujuan utama google core algorithm update adalah untuk meningkatkan kepuasan pengguna google (manusia).

Tujuan utama google core algorithm update - SEJ

Pengguna google inilah yang kemudian menjadi pengunjung website.

Nah, jika kita menelaah lebih detail, tujuan utama kita membuat website adalah untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.

Kemudian berupaya untuk meningkatkan kepuasan mereka.

Jadi:

  • Google dan pemilik website sama – sama berusaha memberikan kepuasan yang optimal kepada para penggunanya.
  • Jika suatu website berhasil memberikan kepuasan yang optimal kepada para pengunjungnya, google core algorithm update seharusnya tidak mengakibatkan terjadinya penurunan organic traffic.
  • Sepanjang google core algorithm update bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pengguna, maka SEO tidak bergantung 100% pada google. Keduanya justru saling membutuhkan.

Tren Permintaan Perusahaan Terhadap SEO Specialist Di Indonesia

The SEO Endgame Dan Tren Permintaan Perusahaan Terhadap SEO Specialist Di Indonesia

Disclaimer:

Saya tidak mengatakan bahwa SEO lebih baik ketimbang Ads. Karena semua strategi pemasaran online memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing.

Tapi di sini Saya ingin memberikan ilustrasi tentang peran SEO untuk suatu bisnis.

Misalnya:

Anda sudah mengalokasikan budget pemasaran online sejumlah 100 juta rupiah selama 12 bulan. Tujuannya untuk mendatangkan traffic menuju website Anda.

Kemudian Anda membaginya menjadi 2 bagian.

  • 50 juta rupiah untuk Ads.
  • 50 juta rupiah untuk SEO.

Outcome:

Ads

  • (+) Anda bisa langsung mendatangkan ribuan traffic di bulan pertama.
  • (-) Traffic tersebut akan langsung 0 jika Anda menonaktifkan Ads.

SEO

  • (-) Anda butuh waktu untuk mendatangkan ribuan traffic ke website Anda.
  • (+) Traffic tersebut tidak akan langsung 0 jika Anda menghentikan proses optimasi SEO. Melainkan akan turun secara bertahap dalam beberapa bulan. Sehingga Anda bisa mengoptimalkan traffic yang ada sebelum kembali beriklan.

Ringkasnya:

Bisnis yang membutuhkan traffic dalam waktu singkat, sebaiknya menggunakan Ads.

Sebaliknya, jika suatu bisnis memiliki orientasi jangka panjang, dan ingin meminimalkan budget promosi, maka sebaiknya menggunakan SEO.

Idealnya adalah menggunakan keduanya.

Tapi, mayoritas pemilik bisnis tentunya lebih mengutamakan meminimalkan budget, sehingga bisa memaksimalkan PROFIT.

Hal inilah yang melatarbelakangi banyaknya perusahaan dan brand, mulai aware tentang pentingnya SEO untuk bisnis mereka.

Di Linkedin, Anda bisa melihat ada begitu banyak perusahaan dan brand di Indonesia, yang aktif membuka lowongan SEO Specialist.

Di saat yang bersamaan, semakin banyak praktisi SEO yang rajin berbagi tips seputar SEO, dan mengedukasi tentang pentingnya SEO untuk bisnis.

Termasuk jenjang karirnya di dunia profesional.

Secara tidak langsung, hal ini membuat banyak fresh graduate yang tertarik memilih SEO sebagai profesi.

Ringkasnya:

  • Kebutuhan perusahaan akan SEO Specialist semakin meningkat.
  • Orang – orang yang berminat menjadi SEO Specialist juga semakin banyak. Bahkan mungkin lebih banyak ketimbang kebutuhan perusahaan.

SELEKSI ALAM pun terjadi.

Saat ini, banyak perusahaan yang membuka lowongan SEO Specialist, dengan kualifikasi yang tidak hanya menguasai skill SEO, namun juga memiliki kemampuan di bidang SEM (Search Engine Marketing) atau beriklan di mesin pencari.

Contohnya seperti pada gambar di bawah ini.

Tren Kualifikasi SEO Specialist di Indonesia

Bagi beberapa orang, kualifikasi di atas dianggap berlebihan. Bisa jadi Anda pun termasuk salah satu yang berpikir demikian.

Tapi, sebelum buru – buru menghakimi, coba tarik nafas beberapa detik, kemudian hembuskan.

Sekarang, mari kita melihat dari sudut pandang pemilik bisnis.

Selain untuk mendapatkan talenta – talenta SEO terbaik, tujuan perusahaan menetapkan kualifikasi di atas adalah untuk mengoptimalkan kemampuan armada tempur timnnya.

Hal ini hampir sama dengan industri sepakbola profesional yang juga berorientasi ke bisnis.

Pep Guardiola dan pelatih sepakbola modern lainnya, akan jauh lebih senang jika berhasil mendapatkan pemain versatile.

Yakni mereka yang tetap mampu bermain baik di luar posisi aslinya.

Jadi, dengan catatan perusahaan bisa memberikan income yang kompetitif, keinginan untuk mendapatkan SEO Specialist dengan skill plus masih bisa diterima.

Pra – Conclusion

Setiap praktisi SEO biasanya memiliki kelebihan khusus. Karena kemungkinan besar berasal dari latar belakang yang berbeda – beda.

Mulai dari blogger, web developer, hingga programmer.

Jadi, ada praktisi SEO yang menonjol di sisi content. Ada juga yang lebih kuat di technical.

Begitu juga dengan Saya.

Saya lebih menguasai content. Karena latar belakang Saya adalah seorang blogger.

Hal inilah yang membuat Folder SEO menggunakan content driven approach (pendekatan berbasis konten) ketika menawarkan jasa SEO profesional kepada calon client.

Meskipun demikian, Saya tetap mempelajari skill digital marketing lainnya yang berhubungan dengan SEO.

Ibarat seleksi CPNS, minimal harus bisa mencapai passing grade.

Conclusion

The SEO Endgame Conclusion

Pada akhirnya, seorang SEO Specialist akan dituntut untuk memiliki skill tambahan di luar SEO, namun masih berkaitan dengan bidang tersebut.

Karena dalam konteks bisnis, cepat atau lambat SEO akan berhubungan dengan banyak channel. Minimal 3 channel. Yakni:

  1. Mesin Pencari: Anda membutuhkan google untuk mendatangkan banyak kunjungan organik menuju website Anda (SEO).
  2. Media Sosial: Anda membutuhkan facebook untuk beriklan, sehingga bisa memperluas jangkauan pemasaran bisnis Anda (FB Ads).
  3. Email: Anda membutuhkan database berupa alamat email calon pelanggan, untuk tetap bisa berkomunikasi dengan mereka (email marketing).

SEO merupakan bagian dari pemasaran online, yang salah satu tujuannya adalah mengoptimalkan penjualan.

Berdasarkan data dari statista, jumlah pengguna internet di Indonesia diprediksi mencapai angka 239,03 juta jiwa pada tahun 2026.

Prediksi tersebut sangat masuk akal.

Terlebih lagi jika kita melihat perkembangan digitalisasi yang cukup signifikan di Indonesia.

Di tahun 2026 mendatang, bisa jadi perusahaan tidak akan hanya mengadopsi online marketing channel untuk bisnisnya. Melainkan juga omni channel.

Omni channel merupakan strategi pemasaran yang menggunakan semua channel, platform, dan device, untuk membuat suatu bisnis lebih dekat dengan target marketnya.

Pada saat itu, SEO kemungkinan besar masih tetap dibutuhkan. Namun perannya sudah berubah.

Bukan lagi sebagai senjata utama. Melainkan sebagai FONDASI bagi bisnis yang ingin memperluas jangkauan pemasarannya.

5/5 - (1 vote)

About The Author

4 thoughts on “The SEO Endgame: Masa Depan Industri SEO”

  1. Tidak pernah berhenti belajar dan upgrade ilmu karena teknologi terus berkembang. Terima kasih buat pencerahannya ya…

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top